Feeds RSS

Jumat, 16 Oktober 2009

Odong – odong

Dengar kata odong – odong mungkin orang berpikir tentang odong – odong yang sering digunakan jika anak kecil telah melakukan khitanan. Namun odong – odong yang dimaksud adalah nama sebuah kendaraan kereta api selain KRL, Ekonomi, Eksekutif, Argo Bromo, Argo Lawu dll.
Odong – odong merupakan kereta api tujuan Karawang – Tanjung Priuk atau sebaliknya Tanjung Priuk – Karawang. Saya sendiri tidak tau kenapa dinamakan kereta odong – odong. Awal saya naik kerata karena dari daerah saya sudah tidak ada bus tujuan cawang jadi saya beralih naik kereta api.
Orang – orang sering menyebutnya kereta odong – odong. Kereta ini berhenti di setiap stasiun. Kereta odong – odong merupakan kereta rakyat. Tak jarang pula kereta ini ditahan. Di tahan disini artinya menunggu kereta eksekutif lain lewat. Maklum kereta rakyat jadi harus mengalah pada kereta eksekutif.
Kenapa disebut kereta rakyat karena memang sebagian besar yang menaiki kereta ini yaitu orang – orang yang sederhana yang mau merakyat. Memang suasana dikereta ini sangat merakyat sekali. Mungkin untuk sebagian orang yang belum terbiasa menaiki kereta ini akan merasa tidak nyaman. Orang sering mengatakan menaiki kereta ini harus penuh perjuangan. Tak jarang pula terjadi tindakan kejahatan dikereta ini, oleh karena itu kita harus berhati – hati. Jangan terlalu banyak membawa barang – barang yang berharga karena akan mengundang pencopet, penjambret dll.
Berbagai macam pedagang kecil (eceran) saling menjajakan dagangannya. Dari pedagang kopi, berbagi macam minuman dingin, buah-buahan bahkan sampai sayur – sayuran. “yang haus yang haus..”, “ kopi.. kopi…”, “apelnya…. Apelnya… 2000 satu… tiga 5000…”, “tomat… tomat… 1000..” Suara pedagang yang saling menjajakan dagangannya sehingga suasana dikereta odong – odong semakin ramai.
Selain pedagang tak sedikit pula rakyat kecil yang saling meminta belas kasih para penumpang. Mereka lakukan ini demi sesuap nasi dan membiayai kebutuhan keluarga mereka. Dari tukang sapu kereta, pengamen, orang-orang yang memiliki kekurangan fisik saling bergantian meminta belas kasih para penumpang. Hal seperti itu biasanya dilakukan oleh anak kecil, hal ini agar penumpang bisa lebih iba dan mau mengulurkan tangannya.
Bisa disimpulkan bahwa kita yang hidup serba berkecukupan janganlah hidup bermewah – mewah. Hiduplah dalam kondisi yang penuh kesederhanaan. Paling tidak kita menghargai diluar sana masih banyak yang kurang dari kita. Akan lebih baik lagi jika kita mau mebantu meringankan beban mereka.
Create by : Desti Ratih Mayanti

1 komentar:

naga-mark mengatakan...

infonya sangat menarik...
mantap...
salam sukses..

Posting Komentar